Nama : Dwi
Annisa Rahmah
Npm :
12612269
Kelas :
4SA02
One
day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the
crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I
wonder if the water’s warm. I’ll put in my leg and find out.” Of course Mouse
Deer didn’t put in his leg. He picked up a stick instead and put one end into
the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse
Deer laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Cant you tell the difference
between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else.
In
the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits
on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew
that Crocodile looked like a log when he floated. Mouse Deer didn’t want to be
eaten by Crocodile when he crosses the river. He had an idea. He called out
loud, “Crocodile!” Crocodile rose from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you
come to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have
orders from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a
party. He wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough meal
for you.”
“Really…?
Tell us what to do,” said Crocodile. “You must line up from this side of the
river to the other side,” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends
and family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto
Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile, “Two.”
And the next crocodile, “Three.” Mouse Deer kept jumping until he arrived on
the other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just
enough,” said Mouse Deer. He laughed as he ran to the forest.
http://inggrisfhfg.blogspot.co.id/2014/02/cerita-dongeng-kancil-dan-buaya-dalam.html
Terjemahan
melalui google translate:
Kancil dan buaya
Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk mengambil minum.
Tapi ia tahu bahwa buaya mungkin menunggu di bawah air untuk makan, jadi dia
berkata keras-keras. "Aku ingin tahu apakah hangat air. Saya akan
dimasukkan ke dalam kaki saya dan mencari tahu. "Tentu saja Kancil tidak
dimasukkan ke dalam kakinya. Dia mengambil tongkat bukan dan menempatkan satu
ujung ke dalam air. Chomp ...! Buaya menyambar tongkat dan menariknya bawah
air. Kancil tertawa. "Ha ... ha ... ha ... Bodoh buaya! Cant Anda
memberitahu perbedaan antara tongkat dan kaki? "Lalu Kancil lari untuk
minum di tempat lain.
Pada hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia
ingin makan buah-buahan di sisi lain sungai. Dia melihat log mengambang di
sungai. Dia tahu bahwa Crocodile tampak seperti log ketika dia melayang. Kancil
tidak mau dimakan oleh buaya saat ia melintasi sungai. Dia punya ide. Dia
berseru keras, "Crocodile!" Crocodile naik dari air, "Hello,
Kancil. Apakah kamu datang untuk menjadi makan siang? "Kancil tersenyum.
"Maaf, tidak hari ini, Crocodile. Saya mendapat perintah dari Raja. Dia
ingin mengundang semua buaya di sungai ini ke pesta. Dia ingin aku menghitung
semua buaya sehingga ia bisa mempersiapkan cukup makanan untuk Anda. "
"Sangat…? Beritahu kami apa yang harus dilakukan,
"kata Buaya. "Anda harus berbaris dari sisi sungai ke sisi
lain," kata Kancil. Crocodile kemudian mendapat semua teman-teman dan
keluarganya. Mereka berbaris di seberang sungai. Kancil lalu melompat ke
punggung buaya. "Satu," ia menghitung. Dia melompat ke buaya
berikutnya, "Dua." Dan buaya berikutnya, "Tiga." Kancil
terus melompat sampai ia tiba di sisi lain sungai. "Berapa banyak?"
Tanya Buaya. "Hanya cukup," kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari
ke hutan.
https://translate.google.com/
Translate sendiri:
Si kancil dan Buaya
Suatu
hari, Kancil pergi ke sungai untuk mengambil minum. Tapi dia tahu bahwa buaya
mungkin menunggu di dalam air untuk memakan dirinya, jadi dia berkata
keras-keras. "Aku ingin tahu apakah airnya hangat. Aku akan menaruh di
kaki ku dan mencari tahu. "Tentu saja Si Kancil tidak memasukkan kakinya.
Dia mengambil tongkat bukan dan menempatkan salah satu ujung tongkat ke dalam
air. hap ...! Buaya menyambar tongkat tersebut dan menariknya masuk kebawah
air. Kancil tertawa. "Ha ... ha ... ha ... buaya bodoh! tidak bisakah kamu
membedakan antara tongkat dan kaki? "Lalu Kancil lari untuk minum di
tempat lain.
Pada
hari selanjutnya, Kancil mau menyeberangi sungai. Dia mau memakan buah-buahan
yang ada diseberang sungai. Dia melihat sebuah batang kayu yang mengambang di
sungai. Dia tahu bahwa Buaya akan terlihat seperti kayu ketika ia mengambang.
Kancil tidak ingin disantap oleh buaya saat ia menyebrangi sungai. Dia punya
ide. Ia berkata dengan keras, “Buaya!” Buaya muncul dari air, “Halo, Kancil.
Apakah kamu datang untuk jadi makan siangku? “Kancil tersenyum. “Maaf, tidak
hari ini, Buaya. Saya dapat perintah dari Raja. Dia mau mengajak semua buaya di
sungai ini ke pesta. Dia mau aku menghitung seluruh buaya agar ia bisa
menyiapkan cukup makanan yang mencukupu untukmu. ”
“Benarkah…?
Beritahu kami apa yang mesti dilakukan, “kata Buaya. “kamu mesti berbaris dari
satu sisi sungai ke sisi yang lain,” kata Kancil. Buaya kemudian memanggil
seluruh teman dan keluarganya. Mereka berbaris hingga ke seberang sungai.
Kancil lalu melompat ke atas punggung buaya. “Satu,” ia menghitung. Dia
melompat ke buaya berikutnya, “Dua.” Dan buaya berikutnya, “Tiga.” Kancil terus
melompat sampai ia tiba di seberang sungai. “Berapa banyak?” Tanya Buaya.
“Cukup,” kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari masuk ke hutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar